Sharing is caring!

Kota Solo selain kaya akan budaya Jawa juga mempunyai peninggalan budaya dari pemerintah kolonial dalam bentuk bangunan-bangunan dan landscape kota. Benteng Vestenburg merupakan tempat yang wajib dikunjungi apabila para wisatawan ingin mengetahui tentang kebudayaan pemerintah kolonial di Jawa. Benteng Vestenburg terletak di daerah Kedung Lumbu, Pasarkliwon, Solo. Benteng Vestenburg dalam sejarahnya didirikan oleh Gubernur Jendral Van Inhoff pada tahun 1775-1779 untuk menunjukan eksistensi dari kekuatan militer pemerintah kolonial. Lokasi benteng Vestenburg yang berada di tengah antara keraton Kasunanan, kantor Gubernur Jendral dan Pura Mangkunegaran bertujuan untuk mengawasi aktivitas dari Kasunanan dan Mangkunegaran.

Benteng Vestenburg juga menunjukan kepada kita tentang pola pengawasan pemerintah kolonial terhadap masyarakat pribumi di Solo. Kedudukannya yang berada di tengah-tengah pasar Klewer, pasar Kliwon dan pasar Gedhe mencerminkan pengawasan kepada pusat aktivitas masyarakat kota Solo masa itu. Benteng Vestenburg merupakan bentuk upaya pemerintah Kolonial untuk melegitimasi kekuasaannya di Solo.

Bentuk bangunan tembok benteng Vastenburg tidak banyak berbeda dengan benteng-benteng pemerintah kolonial di kota-kota lainnya, seperti benteng Vredeburg di Jogja, benteng Ontmoeting di Ungaran, yaitu berupa bujur sangkar yang ujung-ujungnya terdapat penonjolan ruang yang sama untuk teknik peperangan yang disebut seleka (bastion). Pintu masuk ada 2 yaitu barat dan timur dengan jembatan jungkit yang menghadap ke timur dan barat. Bangunan terdiri dari beberapa barak yang terpisah dengan fungsi masing-masing dalam militer. Di tengah benteng terdapat lapangan yang digunakan untuk persiapan pasukan atau apel bendera (digilib.uns.ac.id).

Selain benteng Vestenburg, peninggalan budaya dari pemerintah kolonial yang masih eksis hingga sekarang adalah gedung Bank Indonesia cabang Solo. Letak gedung BI Solo masih terintegrasi dalam satu kompleks dengan benteng Vestenburg. Gedung BI Solo terletak di Jl. Jend. Sudirman no 15, Kampung Baru, Kecamatan Ps. Kliwon. Penempatan Gedung BI yang berada didekat benteng Vestenburg juga menandakan bahwa pola pengintegrasian bangunan pada masa pemerintahan Kolonial sangat baik.

Gedung Bank BI Solo dulunya bernama De Javasche Bank Agentschaap Soerakarta. Dilansir dari situsbudaya.id, Presiden De Javasche Bank bernama CFW Wiggers van Kerchem menyatakan pendirian Kantor Cabang Solo (Agentschap Soerakarta) melalui prosedur rapat umum pemegang saham luar biasa dengan Surat Keputusan no 15  Tanggal 23 Oktober 1867. Bangunan ini dirancang oleh Biro Arsitek Belanda Hulswitt, Fermont dan Ed. Cuypers. Gaya Arsitektur dari Gedung BI Solo sangat kental dengan bangunan-bangunan Eropa yang memiliki gaya neo-klasik. Pasca kemerdekaan, gedung ini mengalami beberapa akulturasi dengan budaya nusantara yakni ditambahkannya patung Dwarapala (patung penjaga gerbang) pada pintu