Kota Solo adalah salah satu kota di Indonesia yang rawan bencana banjir. Mengingat kota ini secara geografis terletak di daerah dataran rendah dan memiliki banyak kali dan satu sungai besar. Untuk mengantisipasi adanya bencana banjir, dilakukan beberapa perbaikan dan renovasi di beberapa aliran kali dan sungai di Solo. Salah satu renovasi yang dilakukan pemerintah adalah merehabilitasi bendung Tirtonadi.
Rehabilitasi Bendung Tirtonadi dilaksanakan oleh Kementrian PUPR dan selesai pada tahun 2018. Rahibilitasi dilakukan dengan tujuan normalisasi kali Pepe dari hulu hingga hilir. Rehabilitasi bendung Tirtonadi menerapkan inovasi kantong karet yang dipasang melintang sungai untuk menaikan tinggi permukaan air. Dilansir dari pu.go.id, Bendungan ini berfungsi untuk menurunkan elevasi banjir 2,1 meter dan mengurangi resiko banjir seluas 110 hektar di beberapa wilayah di kota Solo, khususnya kecamatan Banjarsari.
Bendung Karet Tirtonadi juga berfungsi sebagai ruang terbuka hijau dan objek wisata edukasi untuk beragam aktifitas masyarakat sekitar seperti olahraga, nongkrong, diskusi dan hunting foto. Terdapat pula wahana jembatan kaca yang menghubungkan kali Pepe, sehingga pengunjung bisa mengetahui sistematika bendungan dan keadaan kali Pepe pasca rehabilitasi. Kawasan bendung Tirtonadi ini diharapkan mampu mengedukasi publik tentang pentingnya air dan pengelolaan sumber-sumber air yang berkesinambungan.
Kawasan Bendung Karet Tirtonadi buka setiap hari 24 jam non-stop. Dimasa pandemi Covid-19 ini, pengunjung yang ingin beraktivitas di kawasan bendung karet diwajibkan untuk mematuhi protokol kesehatan. Pengunjung wajib menggunakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan selalu menjaga kebersihan.