Ingin bernostalgia naik kereta api lawas? Ikon wisata Kota Solo Kereta Jaladara bisa jadi pilihannya. Selain tampilan Kereta Jaladara yang ditarik lokomotif uap dengan bahan bakar kayu, rute yang dilalui juga berada di tengah Kota Solo. Mulai dari Stasiun Purwosari hingga Stasiun Solo Kota di Sangkrah. Menariknya lagi, kereta api Jaladara ini melalui jalan utama Kota Solo dengan memanfaatkan rel kereta api peninggalan Belanda. Jalurnya berdampingan dengan jalan utama Jalan Slamet Riyadi yang berada di Kota Solo. Kereta api Jaladara ini dapat berhenti di Loji Gandrung (rumah dinas Wali Kota Solo), Museum Radya Pustaka Sriwedari, Museum Batik Danar Hadi, Pasar Windu, Kampung Batik Kauman, Gladag, dan tujuan terakhir Stasiun Solo Kota.
Kereta api Jaladara ikon wisata Kota Solo memiliki dua gerbong yakni gerbong CR 16 dengan kapasitas 40 tempat duduk memanjang di kedua sisi bagian dalam. Kemudian gerbong CR 44 dengan kapasitas 36 tempat duduk berhadap-hadapan. Apabila hendak naik Kereta api Jaladara bisa melakukan reservasi melalui Kantor Dinas Perhubungan atau Dishub Kota Solo. Saat ini sepur kluthuk atau Kereta api Jaladara tidak melayani penumpang perorangan. Tapi hanya melayani sistem carter dengan tarif Rp 3,5 juta untuk sekali trip selama tiga jam. Ada juga paket seperti paket batik, paket kuliner, paket pernikahan, sampai paket VIP dengan tarif antara Rp 9 juta – Rp 25 juta. Setelah mencarter, rombongan wisatawan akan naik Kereta api Jaladari dari Stasiun Purwosari menyusuri tengah Kota Solo dan berhenti di sejumlah tempat sebelum sampai di Stasiun Solo Kota, Sangkrah.