Pengertian MICE (Meeting Incentive Convention and Exhibition) memang merupakan istilah yang terdengar asing. Agak sulit mencari padanan istilah ini dalam bahasa Indonesia. Namun keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No. KM.108/HM.703/MPPT-91 menyebutkan MICE dengan istilah Usaha Jasa Konvensi, Perjalanan Insentif dan Pameran.
Usaha Jasa Konvensi, Perjalanan Insentif dan Pameran dalam MICE yang dimaksud diatas adalah :
Konvensi:
Suatu kegiatan berupa pertemuan sekelompok orang (seperti: negarawan, usahawan, cendekiawan, dsb) untuk membahas masalah-masalah kepentingan bersama.
Perjalanan Insentif :
Suatu kegiatan perjalanan yang diselenggarakan oleh sebuah perusahaan untuk para karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan penghargaan atas prestasi mereka dalam kaitan penyelenggaraan konvensi yang membahas perkembangan kegiatan perusahaan yang bersangkutan.
Pameran:
Suatu kegiatan untuk menyebarluaskan informasi dan promosi yang ada hubungannya dengan penyelenggaraan konvensi atau yang ada kaitannya dengan pariwisata.
Sementara itu usaha jasa konvensi, perjalanan Insentif dan pameran diartikan sebagai usaha dengan pokok memberikan jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan, cendekiawan) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama.
Pengertian MICE tersebut mengandung pemahaman bahwa usaha pokok adalah konvensi, namun terkait dengan usaha tersebut, kegiatan konvensi dapat saja diikuti oleh kegiatan perjalanan insentif maupun pameran. Bahkan dalam kenyataan banyak kegiatan yang utama justru pameran diisi dengan kegiatan semacam seminar atau konvensi. Jadi empat kegiatan yang ada dalam MICE merupakan proses yang terintegrasi yang umumnya kemudian masuk dalam kegiatan pariwisata secara keseluruhan.
Walaupun telah dijelaskan bahwa kegiatan MICE masuk dalam kegiatan pariwisata namun dalam pelaksanaannya banyak hal yang masuk dalam kegiatan kesekretariatan dan penanganan Administrasi Bisnis. Itulah sebabnya kompetensi sumber Daya Manusia lingkup bisnis ini tidak cukup hanya diisi oleh Sumber Daya Manusia yang berlatar belakang pendidikan pariwisata, tetapi juga SDM bidang Administrasi Bisnis.