BPPD Surakarta

Kisah Mula Sejarah Batik Keris Surakarta

Dibalik nama besar pasti tersimpan kisah yang panjang. Kini siapa yang tak tahu tentang Batik Keris? Batik Keris merupakan perusahaan batik yang awalnya didirikan 1920 oleh Kwe Tiong Djing yang kemudian pada tahun 1946 dikembangkan di Cemani, Grogol, Sukoharjo oleh Kosoem Tjokrosaputra dengan nama Batik Keris. Keberhasilan yang diraih saat ini tidak lepas dari komitmen kuat dan kualitas dari para pemilik. Perusahaan yang awalnya hanya industri rumah tangga di wilayah Nonongan, Solo kini berkembang pesat bahkan memiliki lebih dari 3.000 orang karyawan dan salah satu pabriknya berdiri di Cemani, Sukoharjo. Perjalanan Batik Keris terus mengalami perkembangan yang pesat, terutama pada tahun 1970 usaha ini telah mengajukan diri sebagai Perseroan Terbatas (PT). Sebagai usaha turun temurun, Batik Keris adalah mata air yang memberikan kehidupan bagi generasi ke generasi. Banyak karyawannya yang telah hidup dari bekerja di sana.

Kunci kejayaan Batik Keris dapat dilihat dari filosofi yang diyakini yaitu menekankan pelestarian budaya Nusantara. Mereka melakukan inovasi dalam berbagai desain serta jenis batik mulai dari cap, tulis, maupun lukis tanpa melupakan motif khas batik Jawa. Selain itu, kualitas dan cara pembuatan batik juga tetap dijaga dengan mempertimbangkan cantin dan lilin dengan ketelitian yang tinggi. Motif yang digunakan tidak meninggalkan filosofinya, motif parang, naga, dan lidah api menjadi contoh batik yang dibuat yang menggambarkan kekuatan, keberanian dan juga semangat perjuangan dalam menjaga warisan Indonesia. Pada masa kepemilikan Handianto tahun 90an, Batik Keris dikembangkan tidak hanya sebagai perusahaan yang menjual kain dan pakaian batik tetapi juga pusat kerajinan Nusantara yang bekerja sama dengan UKM kecil dari berbagai daerah. Mereka juga membuka lapangan pekerjaan baru serta membina keberlangsungan teknik membatik tradisional yang hampir punah.

Setelah meninggalnya Handiato pada 2018, kepemilikan Batik Keris beralih ke Lina Handianto yang juga bertekad melanjutkan misi suaminya untuk tetap memagang teguh prinsip kualitas dan filosofi batik tulis. Batik keris selalu punya cara dalam mengatasi krisis ekonomi dan tantangan pasar melalui penyesuaian strategi, ekspansi gerai dan menjaga konsistensi mutu. Dewasa ini, ekspansi Batik Keris sudah meluas melalui lini kerajinan rumah tangga dan souvenir melalui merk Keris Griya yang tentunya merangkul pengkraji lokal.

Dibalik kejayaan dan kemakmuran pasti tesimpan kisah yang panjang, dibutuhkan perjuangan, kreatifitas dan juga inovasi seperti yang dilakukan Batik Keris. Di sini kita bisa belajar bahwa warisan budaya tidak hanya untuk dikenang tapi harus terus dikembangkan sesuai tuntutan zaman tanpa menggores jati diri bangsa. Semoga kisah ini menjadi inspirasi kita dalam melestariskan seni dan tradisi yang melekat dengan identitas bangsa. Mari kita dukung pengrajin dan pelaku usaha batik agar terus tumbuh dan berkembang di Indonesia.

Exit mobile version