SOLO, Metta NEWS – Badan Promosi Pariwisata Kota Surakarta ( BPPD ) kota Surakarta menggelar acara “GM Familirization Trip” yang diikuti oleh General Manager hotel dan industri wisata kota Solo. Acara ini diselenggarakan Selasa, 22 Juni 2021 ini mengunjungi Adapun obyek wisata yang dituju adalah Istana Mangkunegaran, Museum Tumurun dan Istana Batik Keris.
Ketua Badan Promosi Pariwisata Kota Surakarta Retno Wulandari menyampaikan Program GM Familirization Trip ini bertujuan untuk memperkuat produk knowledge bagi frontliners pariwisata sekaligus sebagai sarana untuk mengupdate dan mempromosikan destinasi wisata kota Solo.
“Tahapan Kota Solo saat ini adalah pemulihan kesehatan berdampingan dengan pemulihan ekonomi. Kita harus terus bangun narasi positif, cermat beradaptasi dalam pandemi dan mengkampanyekan CHSE yang menjadi standar dan bentuk sertifikasi dari Kementerian Pariwisata yang didapat dengan tidak mudah”, papar Retno.
Retno menyebut GM trip ini sebagai salah satu sinergi dan action serentak untuk membangkitkan situasi tourism yang tidak terlalu bagus saat ini.
“Tanpa mengabaikan situasi yang perkembangan yang ada di tengah situasi pandemi yang belum usai promosi pariwisata harus dilakukan dengan cermat dan proporsional. Penguatan cleanliness, health, safety & environmental (CHSE) sektor pariwisata harus terus dilakukan dan dikomunikasikan agar tercipta kepercayaan dari publik. Apalagi saat ini seluruh insan perhotelan di kota Solo sudah selesai di vaksin”, tandas Retno.
Pada kesempatan ini juga mengeksplorasi digital destination di kota Solo dimana saat ini generasi millenial menyukai tempat – tempat wisata yang bagus dan instagramable. Artinya dengan tempat bagus dan instagramable mereka akan mengabadikannya di sosial media. Digital destination merupakan tuntutan di era sekarang terutama untuk generasi millenial.
Sementara itu, Ketua ASITA Surakarta, Pri Siswanto yang juga ikut dalam kegiatan tersebut menambahkan Gm trip menjadi salah satu media product knowledge dan mengenal dengan baik destinasi-destinasi wisata di Solo.
“Pariwisata Solo sudah menyiapkan konsep model-model pariwisata apa yang bisa diterapkan dalam adaptasi kebiasaan baru. Saat ini terjadi pergeseran bentuk pariwisata tidak lagi kelompok besar namun lebih private atau dalam kelompok kecil”, jelas Pri.
Pri mengatakan Solo mempunyai kekuatan yang sangat bagus dalam hal wellness tourism dan hanya menunggu momentum yang tepat untuk meluncurkannya.
“Kondisi seperti ini belum mendukung, namun kita tetap harus bergerak. Perubahan segmen market yang bergeser ini bisa ditangkap oleh pelaku industri pariwisata”, tutup Pri. (*ita)