Sharing is caring!

Eksistensi peradaban kampung-kampung di Kota Solo memiliki peran yang kompleks terhadap perkembangan pembangunan peradaban dalam skala lokal maupun nasional. Kampung Sondakan merupakan salah satu kampung di Kota Solo yang memiliki peran vital terhadap eksistensi keraton Kasunanan Surakarta pada sekitar abad ke-16. Dilansir dari situsbudaya.id, kampung Sondakan dulunya dipimpin oleh seorang bekel bernama Reksohandaka. Bekel Reksahandaka merupakan bekel yang memiliki peran penting bagi pihak Keraton Kasunanan dalam peristiwa konflik Geger Pacinan. Nama kampung Sondakan juga diambil dari tokoh Reksohandaka yang dalam pengucapannya lama-kelamaan menjadi Sondakan.

Kampung Sondakan juga memiliki kontribusi terhadap khazanah pergerakan nasional bangsa Indonesia. Kampung Sondakan adalah daerah basis Sarekat Islam (SI) yang merupakan organisasi pedagang Islam pribumi pada masa Kolonial.  Pergerakan organisasi Sarekat Islam yang didirikan oleh H.Samanhoedi berfokus pada bidang sosial, ekonomi dan politik untuk kepentingan rakyat Islam pribumi. Sarekat Islam terus berkembang hingga mempunyai cabang di kota-kota besar Jawa dan beberapa kota di pulau Sulawesi dan Sumatra.

Pengunjung dapat menikmati wisata sejarah di Kampung Sondakan dengan mengunjungi museum Samanhoedi yang menjadi motor awal pergerakan Sarekat Islam. Selain wisata sejarah, pengunjung kampung Sondakan juga bisa menikmati proses pembuatan kerajinan wayang dan batik. Terdapat banyak pilihan paket wisata yang disediakan oleh kelompok sadar wisata (pokdarwis) Sondakan.