Sharing is caring!

Peristiwa sejarah Serangan Umum 4 hari di kota Solo pada tanggal 7-10 Agustus 1949 merupakan bentuk kesolidan Tentara Indonesia dan rakyat dalam menghadapi pendudukan Belanda pasca Kemerdekaan. Peristiwa tersebut membuat nama komandan Wehrkreise III dan Brigade V/Panembahan Senopati Slamet Riyadi dan komandan Detasemen Tentara Pelajar (TP) Brigade XVII dan Sub Wehrkreise (SWK) 106 Ardjuna Mayor Achmadi melejit di kalangan rakyat Indonesia dan pihak militer Belanda.

Jasa Mayor Achmadi dalam memimpin pertempuran untuk mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan NKRI khususnya di kota Solo diabadikan dalam bentuk Monumen Mayor Achmadi yang terletak di Jl. Abdul Rahman Saleh, Setabelan, Kec. Banjarsari, Kota Surakarta. Monumen Mayor Achmadi diresmikan pada tanggal 7 Agustus 2010 oleh mantan panglima TNI Jend Joko Santoso dan walikota Surakarta masa itu Ir. Joko Widodo.

Bentuk fisik monumen mayor Achmadi berupa patung mayor Achmadi berseragam tentara lengkap dengan tangan kiri membawa buku dan tangan kanan memegang pistol yang berada di pinggang sebelah kanan. Dibawah patung mayor Achmadi terdapat relief-relief yang menggambarkan perjuangan mayor Achmadi dalam memimpin Serangan Umum 4 hari melawan tentara Belanda. Monumen mayor Achmadi cocok menjadi destinasi wisata berbasis pendidikan karakter nasionalisme dan perjuangan kemerdekaan khususnya di kota Solo.