Kota Solo merupakan salah satu dari sekian banyak kota yang ikut dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia pada tahun 1945-1949. Rakyat Solo yang tergabung dalam pasukan reguler TNI dan Tentara Pelajar pada masa perang kemerdekaan ikut terlibat dalam peristiwa pertempuran Serangan Umum 4 hari di Solo (Agus Nur Setyawan, 2004: xxi). Serangan umum dengan strategi gerilya dipimpin oleh Letnan Kolonel Slamet Riyadi dan Mayor Achmadi, Kota Solo di kepung dari empat jurusan oleh anggota-anggota gerilya yang sejak pagi buta sudah menyusup memasuki kota.
Sejarah pertempuran Serangan Umum 4 hari di Solo serta jasa dari Letkol Slamet Riyadi kini diabadikan menjadi monumen Slamet Riyadi. Monumen Slamet Riyadi terletak pada pusat kota Solo di Jl Slamet Riyadi, Kampung Baru, Pasar Kliwon. Monumen tersebut diresmikan pada tanggal 12 November 2007 dan menjadi spirit sosial budaya yaitu dari patriotisme dan nasionalisme sebagai manifestasi kesetiakawanan nasional, rasa kebangsaan dan pembelaan tegaknya NKRI.
Bentuk visual patung monumen Slamet Riyadi memiliki tinggi patung 7 m dan alasnya 4 m dikerjakan dengan bahan perunggu dalam posisi sikap berdiri mengacungkan pistol dalam bentuk naturalistik. Lokasi penempatan patung sudah sesuai dengan ketentuan penataan pemerintah kota Surakarta maupun Keraton Kasunanan dengan mempertimbangkan poros Utara Selatan (Sudarsono, 2010:vii).
Komentar Terbaru