Museum Radya Pustaka menggelar pameran imersifa mengusung tema “Sraddha” dengan menampilkan koleksi-koleksi kisah Panji. Selain pameran beberapa event juga digelar dalam rangka mendukung kegiatan tersebut. Seperti gelar gamelan dari anak-anak muda yang tergabung dalam Sanggar wiratama dan Tari Topeng Panji Gunungsari pada acara pembukaan. Berlokasi tak jauh dari Taman Sriwedari, Museum Radya Pustaka menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Kota Solo. Museum ini dinobatkan sebagai museum tertua di Indonesia. Sebelum menjadi sebuah museum, dulunya tempat ini merupakan kediaman milik seorang warga negara Belanda yang bernama Johannes Busselaar. Karenanya, museum ini memiliki nama lain yaitu sebagai Loji Kadipolo. Museum Radya Pustaka dikelola dibawah kebijakan Pemerintah Daerah Kota Solo, yang telah memiliki status sebagai yayasan. Saat ini Museum Radya Pustaka telah berganti nama menjadi Yayasan Paheman Radya Pustaka Surakarta, dan dibentuk sejak tahun 1951. Museum Radya Pustaka merupakan museum bersejarah yang menyimpan cerita masa lalu yang berkaitan dengan Kota Solo, seperti naskah-naskah perjuangan dan naskah-naskah peninggalan kerajaan. Museum ini memiliki banyak koleksi yang berkaitan dengan kerajaan-kerajaan di Indonesia, seperti Kerajaan Majapahit, Kerajaan Pajang, Kerajaan Mataram, dan Kerajaan Demak. Koleksi-koleksi peninggalan tersebut berupa tulisan, sastra, patung, dan peninggalan lainnya yang bertuliskan Sansekerta dan huruf Palawa.
Selain itu, di serambi bangungan museum juga terdapat banyak sekali meriam beroda, yang merupakan peninggalan dari masa kebijakan VOC pada abad ke-17 hingga abad ke-18. Tidak hanya itu, di bangunan museum ini juga terdapat banyak sekali meriam berukuran kecil yang berasal dari peninggalan Keraton Kartasura. Ditambah lagi di bangunan museum ini juga terdapat peninggalan bersejarah berupa arca-arca berbentuk Hindu dan Budha, Arca Siwa, dan Roro Jonggrang. Kemudian Museum Radya Pustaka, juga mempunyai banyak sekali koleksi yang terdiri dari pusaka adat, arca, buku-buku kuno seperti buku Wulangreh karangan Pakubuwono IV, dan wayang kulit. Museum ini juga memiliki peninggalan lain yang berskala nasional hingga internasional. Seperti peninggalan tentang perjuangan pemuda tanah jawa dalam mempertahankan kemerdekaan. Sedangkan, untuk peninggalan yang berskala internasional, yaitu sebuah koleksi kotak musik yang berasal dari Perancis dengan berhiaskan bunga yang menancap diantara burung-burung kecil.
Hal yang menarik dari Museum Radya Pustaka adalah karena bangunan ini merupakan bangunan museum yang tertua di Indonesia. Tak hanya itu saja, banyaknya peninggalan-peninggalan bersejarah yang masih terjaga keasliannya dan masih terawat hingga saat ini. Selain itu cerita sejarah dibaliknya menjadi daya tarik tersendiri untuk dikunjungi oleh wisatawan dari dalam maupun luar daerah. Bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Museum Radya Pustaka, bisa mengunjunginya pada hari Selasa hingga Minggu. Sedangkan akses untuk menuju ke museum ini pun juga tidak sulit. Para wisatawan bisa mengunjunginya dengan menggunakan bus kota ataupun kendaraan pribadi. Selain itu, lokasi museum ini juga berada di tengah-tengah kota, sehingga mudah untuk ditemukan. Jika berkunjung ke Solo jangan lupa singgah ke Museum Radya Pustaka ya!
Komentar Terbaru