Sharing is caring!

Surakarta, atau yang lebih dikenal dengan nama Solo, tidak hanya dikenal sebagai kota budaya, tetapi juga sebagai tempat di mana tradisi-tradisi religius dipertahankan dan dirayakan dengan penuh kemegahan. Salah satu perayaan yang paling dinanti setiap tahunnya adalah Garebeg Maulud, sebuah tradisi yang sudah berlangsung ratusan tahun sebagai bagian dari peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Pada tahun 2024, Garebeg Maulud akan kembali diselenggarakan dengan keunikan dan kekhasan budaya Jawa yang berpadu dengan ajaran Islam, menjadikannya perayaan yang sarat makna bagi masyarakat Solo dan sekitarnya.

Pada tahun 2024, rangkaian acara Garebeg Maulud diperkirakan akan dimulai dengan perayaan Sekaten, yang merupakan tradisi khas di Surakarta dan Yogyakarta. Sekaten diisi dengan berbagai kegiatan, seperti pasar malam, pertunjukan kesenian tradisional, dan tentunya tabuhan gamelan Guntur Madu dan Guntur Sari, gamelan ikonik milik Kasunanan Surkaarta.

Setelah rangkaian Sekaten selesai, perayaan puncak Garebeg Maulud akan dilaksanakan di alun-alun Keraton Kasunanan Surakarta. Kirab Gunungan, yang selalu menjadi daya tarik utama, akan melibatkan pasukan prajurit keraton, abdi dalem, serta berbagai perangkat tradisional yang digunakan sejak zaman Mataram. Gunungan tersebut akan diarak dari dalam keraton menuju Masjid Agung Surakarta, disertai doa dan puji-pujian kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Setelah tiba di Masjid Agung, masyarakat akan berkerumun untuk memperebutkan isi Gunungan sebagai wujud simbolis dari keberkahan yang diberikan oleh keraton.