Masjid Al Wustho merupakan tempat ibadah yang turut melengkapi sejarah peradaban Islam di Surakarta. Pendirian masjid tersebut diprakarsai pada masa pemerintahan KGPAA Mangkunegara I dan kemudian dipindah letaknya KGPAA Mangkunegara IV tahun 1878. Pada awal pendiriannya masjid ini memiliki nama Masjid Negara kemudian setelah dibuka untuk umum pada tahun 1949 dikenal dengan nama Masjid Al Wustho yang berarti “masjid yang berada di tengah-tengah antara Masjid Agung dan Masjid Kepatihan”. Demikian halnya Masjid Al Wustho juga memiliki kesamaan dengan masjid Jawa yakni memiliki atap berbentuk limas dan atap tumpang bersusun tiga yang menaungi ruang utama. Sebagaimana telah disebutkan bahwa masjid ini didirikan pada masa pemerintahan mangkunegara, letak masjid tersebut juga dekat dengan pura mangkunegaran.
Kekhasan masjid sudah terlihat dari arah depan hingga ke dalam. Kekhasan yang cukup menonjol adalah keberadaan kaligrafi nukilan yang mentereng di gapura, pintu masuk, soko guru, maupun tiang utama. Masjid Al Wustho juga memiliki menara setinggi 25 meter yang dulunya digunakan untuk mengumandangkan adzan. Selama berdiri, masjid ini mengalami beberapa perbaikan tanpa mengurangi unsur sejarah yang sudah melekat didalamnya. Masjid ini sering dimanfaatkan untuk tempat keagamaan seperti pengajian, majelis dzikir, shalawat, maupun kegiatan agama lainnya. Tempat ibadah ini telah ditetapkan menjadi bangunan cagar budaya pada tahun 2012. Kelestarian tempat ini diharapkan dapat menjadi salah satu simbol peradaban Islam yang berkembang di Surakarta.
Komentar Terbaru