Pers memiliki peran yang vital dalam perkembangan eksistensi peradaban bangsa. Seperti pada contohnya gagasan, kritik dan strategi pergerakan nasional dalam upaya realisasi kemerdekaan Indonesia dapat tersebar luas berkat peran pers. Memori perkembangan pers di Indonesia dapat kita jumpai di Monumen Pers (Monpers) Nasional.
Monumen Pers Nasional terletak di Jalan Gajah Mada Nomor 59, Desa Timuran, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta. Rencana pendirian Monpers tercetus dalam acara perayaan sepuluh tahun PWI (Persatuan Wartawan Indonesia). Wartawan ternama Indonesia seperti BM Diah, Rosihan Anwar dan S. Tahin menyarankan pendirian yayasan yang nantinya akan menaungi Pers Nasional. Kemudian pada kongres Pers Nasional di Palembang 1970 munculah rencana realisasi pendirian Monumen Pers Nasional. Akhirnya monumen ini diresmikan oleh Soeharto pada masa pemerintahan Orde Baru tahun 1978. Pengelolaan Monpers berada dibawah Kementrian Komunikasi dan Informasi.
Terdapat 2 bangunan utama di monumen ini, yakni bangunan lama dan bangunan baru. Kedua bangunan ini saling berdekatan dan terintegrasi satu sama lain. Dalam kedua bangunan terdapat banyak ruang-ruang yang memiliki fungsi yang berbeda-beda. Pertama, ada ruang utama yang berisikan koleksi majalah tempo dulu, surat kabar se-Indonesia, patung tokoh pendiri PWI dan pemancar radio kuno yang terkenal dengan nama pemancar radio kambing. Kedua, ada ruang II yang berisi tentang sejarah perkembangan pers dari jaman Nabi hingga jaman modern. Ketiga, ada ruang konservasi dan reservasi yang menyimpan koleksi surat kabar sebelum tahun 2000. Monpers juga dilengkapi dengan fasilitas perpustakaan dengan koleksi lebih dari 12.000 buku dari berbagai jenis keilmuan.
Monpers beroperasi pada hari Senin-Jumat pada pukul 08.00-16.00.Untuk masuk dan menikmati fasilitas Monpers, pengunjung tidak dikenakan biaya sama sekali alias gratis.
Komentar Terbaru