Sharing is caring!

Ndalem Djojokoesoeman merupakan salah satu bangunan peninggalan Keraton Surakarta yang masih dilestarikan sampai sekarang. Bangunan milik Pemerintah Kota Surakarta ini memiliki arsitektur Jawa yang unik. Ndalem Djojokoesoeman saat ini difungsikan sebagai rumah kebudayaan serta sebagai cagar budaya. Selain itu juga menjadi salah satu destinasi wisata bagi pelancong lokal maupun mancanegara. Bangunan ini memiliki beberapa bagian di dalamnya, seperti pendhapa, taman, kolam, serta beberapa ruangan yang nantinya dapat dijadikan tempat singgah untuk tamu yang datang. Dalam beberapa acara tertentu, wisatawan dapat menikmati alunan musik gamelan dan dapat juga ikut serta memainkannya. Selain itu, beberapa acara di Kota Solo pernah diselenggarakan di tempat ini diantaranya: seperti Semarak Budaya Indonesia dan Semarak Jenang Sala.

Pembangunan ndalem ini, dimulai dengan Pendirian saka guru pada tahun 1878 yang ditandai dengan Candra Sangkala “Resi Sapta Ngandikani Ratu”. Awal mula dimiliki oleh BKPH Kusuma Broto (Putra Paku Buwono X) sehingga di dalam prasastinya dinamakan Ndalem Kusumabratan.

Pada tahun 1938 kepemilikan beralih ke BKPH Joyoningrat (Putra Paku Buwono IX) dengan melakukan penambahan bangunan paviliun sisi timur. Ditandai dengan penambahan marmer di dinding lorong penghubung dengan Dalem Agung. Kemudian, pada tahun 1953 ndalem ini ditempati oleh BKPH MR Joyokusumo (Putra Paku Buwono X). Tahun 1965, Ndalem Joyokusuman dijual kepada R. Ng. Malkan Sangidoe dan dihuni pada tahun 1966 setelah banjir yang melanda Surakarta.

Lalu pada tahun 1970, Ndalem Joyokusuman ditempati oleh Endar anak dari R. Ng. Malkan Sangidoe. Pada tahun 2016 resmi menjadi aset Pemerintah Surakarta dan saat ini Ndalem Joyokusuman digunakan sebagai pusat pengembangan budaya. Ndalem Joyokusuman menjadi salah satu destinasi baru di Kota Solo. Berlokasi di Gajahan, Pasar Kliwon, Solo, tepatnya disebelah timur 100 meter dari Kantor Kelurahanan Gajahan. Alamat  ndalem juga bisa diakses di google map dengan kata kunci “Dalem  Joyokusuman”.