Sharing is caring!

Ndalem Djojokusoeman merupakan salah satu bangunan peninggalan Kraton Surakarta yang masih dilestarikan sampai sekarang. Rumah dengan arsitektur jawa ini, menjadi salah satu bangunan yang dimiliki pemerintah kota Surakarta sejak tahun 2016. Pembangunan nDalem ini, dimulai dengan Pendirian saka guru pada tahun 1878 yang ditandai dengan Candra Sangkala “Resi Sapta Ngandikani Ratu”. Awal mula dimiliki oleh BKPH Kusuma Broto (Putra Paku Buwono X) sehingga di dalam prasastinya dinamakan Ndalem Kusumabratan.

Pada tahun 1938 kepemilikan beralih ke BKPH Joyoningrat (Putra Paku Buwono IX) dengan melakukan penambahan bangunan paviliun sisi timur ditandai dengan penambahan marmer di dinding lorong penghubung dengan Dalem Agung. Kemudian, pada tahun 1953 ndalem ini ditempati oleh BKPH MR Joyokusumo (Putra Paku Buwono X). Tahun 1965, Ndalem Joyokusuman dijual kepada R. Ng. Malkan Sangidoe dan dihuni pada tahun 1966 setelah banjir yang melanda Surakarta.

Lalu pada tahun 1970, Ndalem Joyokusuman ditempati oleh Endar anak dari R. Ng. Malkan Sangidoe. Pada tahun 2016 resmi menjadi aset Pemerintah Surakarta dan Saat ini Ndalem Joyokusuman digunakan sebagai pusat pengembangan budaya. Ndalem Joyokusuman menjadi  Salah Satu Destinasi Baru Di Kota Solo. berlokasi di Gajahan, Pasar Kliwon, Solo,  tepatnya disebelah timur 100 meter dari Kantor Kelurahanan Gajahan, alamat  nDalem juga bisa diakses di google map dengan kata kunci “Dalem  Joyokusuman”.

nDalem Djojokoesoeman saat ini difungsikan sebagai rumah kebudayaan serta sebagai cagar budaya juga menjadi salah satu destinasi wisata bagi pelancong lokal maupun mancanegara. Destinasi ini terdapat beberapa bagian di dalamnya, seperti pendhapa, taman, kolam, serta beberapa ruangan yang nantinya dapat dijadikan tempat singgah untuk tamu yang datang. Dalam beberapa acara tertentu, wisatawan dapat menikmati alunan musik gamelan dan dapat juga ikut serta memainkannya.